Sabtu, 13 Mei 2017

Alir rasa "Gaya Belajar Anak"

Sedikit merasa berbeda saat tantangan kali ini...
Saat bunda yang lain asyik, antusias dan seru mengamati gaya belajar buah hatinya, menemukan hal yang baru dalam pola belajar anak-anaknya, saya justru asyik mengingat masa lalu, membuka kembali lembaran lama bagaimana orangtua saya mendidik, membimbing dan mengarahkan hingga saya sampai pada tahap ini, dengan gaya belajar seperti ini.

Saya bertipe belajar visual auditori, dominan visual. Berbeda dengan adik kandung laki-laki saya yang bertipe belajar dominan auditori.

Dari tantangan kali ini saya belajar bahwa anak-anak yang dilahirkan dari orangtua yang sama pun, bisa memiliki gaya belajar yang berbeda sekalipun mungkin stimulus yang diberikan sama.
Sehingga saya mampu belajar bahwa kelak jika saya mempunyai anak tidak bisa menyamaratakan pola belajar anak yang satu dengan yang lain, karena salah satu cara belajar mungkin efektif untuk anak yang satu tapi tidak dengan anak yang lain.

Kamis, 04 Mei 2017

Stresor Kerja?? Stok Buku yang Banyak..!!

TANTANGAN LEVEL 4.14

Memasuki dunia kerja..
Alhamdulillah setelah lulus, Alloh beri kesempatan untuk langsung mengaplikasikan sekaligus mengamalkan ilmu yang saya dapat di bangku perkuliahan.
Diminta membantu untuk menangani bimbingan dan konseling di sebuah sekolah selevel SMA merupakan pengalaman tersendiri bagi saya, sehingga pada akhirnya membuat keputusan besar saat ini.

Benar apa kata orang bahwa dunia kerja tak seindah masa-masa saat kita sekolah atau mencari ilmu di bangku kuliah.
Merasakan sendiri roller coaster dunia kerja yang konfliknya tidak hanya muncul dari siswa saja (untuk kasus saya) tetapi juga dari rekan kerja. Nano-nano deh rasanya..hehe...
Alhamdulillah Alloh juga beri kesempatan saya untuk mencicipi dunia kerja tidak hanya pada satu tempat saja, sehingga saya bisa mendapat pengalaman banyak sebelum akhirnya menikah dan memutuskan untuk benar-benar fokus dan menekuni pada satu profesi saja. Ibu rumah tangga.

Untuk tetap menjaga kewarasan di dunia kerja, buku lah yang menjadi tempat pelarian di saat-saat genting. Dengan bekerja, itu berarti saya bisa memiliki dana pemasukan sendiri dan bebas saya alokasikan untuk apa. Maka setiap bulan, saya selalu menganggarkan dana khusus untuk membeli buku-buku bacaan baru.
Meski hanya satu dua, bagi saya hal itu efektif untuk tetap menjaga kewarasan saat mendapat stresor kerja yang cukup lumayan. Minimal bisa sedikit me-refresh otak agar tetap bisa melakukan banyak hal saat dibutuhkan.

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Selasa, 02 Mei 2017

Perpustakaan Pribadi?? Sepertinya Keren!!

TANTANGAN LEVEL 4.13

Inilah yang terjadi saat orangtua tidak lagi membatasi kreativitas anak.hehe... Anak-anak bebas membangun mimpinya kembali.

Benar sekali, karena hobi membaca saya, saya bercita-cita suatu saat bisa memiliki perpustakaan pribadi. Jika sudah memiliki rumah sendiri, saya ingin ada satu kamar khusus untuk menyimpan koleksi buku-buku pribadi dan ada anggaran khusus setiap bulan untuk membeli buku sebagai tambahan koleksi saat saya sudah memiliki penghasilan sendiri.

Saya berharap hobi membaca juga dimiliki seisi anggota rumah nantinya. Jika buku-buku sudah tersedia di dalam rumah, saya yakin anggota rumah bisa dengan mudah mengakses buku-buku untuk dibaca saat ada waktu luang. Untuk anak-anak, kebiasaan cinta membaca memang harus ditumbuhkan sejak usia dini. Keberadaan buku-buku dirumah hanya untuk mempermudah menumbuhkan kebiasaan tersebut.

Ah, semoga Alloh mngijabah setiap doa baik dan mengabulkan mimpi saya. Itu  doa saya saat itu.

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Senin, 01 Mei 2017

Duduk di Depan atau Tidur Sekalian

TANTANGAN LEVEL 4.12

Meninggalkan masa SMA yang menyenangkan, saya akhirnya masuk ke perguruan tinggi yang saya inginkan, juga di kota yang sangat saya inginkan meski untuk pertama kalinya harus hidup jauh dari orangtua.
Iya, saya belum bisa masuk fakultas kedokteran yang lama saya cita-citakan, meski begitu masuk fakultas psikologi merupakan alternatif lain dari mimpi lama. Sekali lagi, orangtua saya tidak pernah memaksakan harus jadi orang dengan profesi apa saya nantinya. Mereka hanya ingin suatu saat dimanapun saya berada, saya hidup tidak menyusahkan orang lain tetapi justru memberi manfaat.

Masuk masa-masa perkuliahan di kampus, ada hal lagi yang baru saya sadari. Pertama, saya tidak suka terlambat masuk kuliah. Meski jam kuliah tidak se saklek saat masih masa sekolah, hal itu tidak menjadikan saya malas untuk datang beberapa menit awal sebelum perkuliahan dimulai. Kedua, saya lemah di ranah speaking, entah itu presentasi, ujian lisan atau apapun yang berbau bicara di depan banyak orang, tetapi syukur alhamdulillah di balik kekurangan saya, Alloh berikan kelebihan. Saya merasa mampu dan kuat di ranah writing. Ketiga, ini yang lebih aneh bagi saya, alasan dibalik mengapa saya tidak suka terlambat adalah bahwa saya harus memastikan saya mendapat tempat duduk paling depan atau paling tidak nomor dua dari depan jika kadang dosen yang mengajar cukup saya takuti atau lebih menomorsatukan mahasiswa yang jago di ranah speaking. Karena jika akhirnya saya mendapat tempat duduk paling belakang, yang seringkali terjadi adalah saya mengantuk dan tidak sekali dua kali jatuh tertidur di dalam kelas jika mahasiswa yang ikut perkuliahan saat itu terlampau banyak.
Betul, saya harus memastikan bisa melihat apa yang dilakukan dosen saat menjelaskan materi perkuliahan dengan jelas, entah itu sekedar berbicara atau menulis di papan. Jika terhalang, maka yang terjadi biasanya saya tidak bisa full mengikuti apa yang dijelaskan dosen saat jam perkuliahan itu. Semacam ada yang ketinggalan informasi.

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP