Senin, 19 Juni 2017

Day Fifteen

TANTANGAN LEVEL 5.15

Hari kelimabelas...

Mulai sibuk persiapan Hari Raya..
Bersih-bersih rumah, rendam-cuci gorden, bikin tape ketan, sampai bikin kue coklat..

Ditambah rutinitas masak untuk berbuka dan sahur keluarga serta menyiapkan takjil untuk orang-orang di masjid, cukup lumayan menyita waktu dan yang pasti bikin punggung terasa makin wow..

Alhamdulillah pagi-pagi masih sempat membuka beberapa lembar halaman dari buku tulisan Marie Kondo. Inginnya bisa dilanjut siangnya..hehe..ternyata terlanjur lelah dan belum sempat melanjutkan lagi.

Hikmah yang bisa saya ambil setelah membaca beberapa halaman dari bab dua kali ini adalah bahwa sebelum memulai berbenah rumah, Marie Kondo menyuruh kita untuk memvisualisasikan tujuan kita berbenah. Rinci dan detail. Sampai kita sendiri faham dan jelas untuk apa maksud sebenarnya kita harus membenahi rumah, sehingga ketika memulai berbenah, kita tidak lagi setengah-setengah. Benar-benar tuntas dan sampai pada tujuan awal kita berbenah

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Day Fourteen

TANTANGAN LEVEL 5.14

Masih muter di bab 1 di hari keempatbelas ini...

Butuh 'one bit at a time' untuk mencerna seluruh isinya, memahami maksud penulisnya. Bener-bener seperti diobrak abrik rasanya pikiran. Perombakan total mindset yang selama ini, yang hampir puluhan tahun dipelihara...

Salah satu contohnya adalah bahwa selama ini kita seringkali membeli rak atau lemari untuk tempat penyimpanan barang agar tak berserakan. Namun kenyataannya adalah bahwa kita hanya sedang memindahkan barang berantakan tersebut kedalam lemari. Jadi, yang berantakan memang tidak diluar lemari tetapi justru di dalam lemari. Akibatnya, terkadang kita atau anggota keluarga tetap kesulitan saat mencari barang yang dibutuhkan, saking berantakannya....wkwkwk

Contoh lain lagi adalah, tidak jarang dari kita memiliki barang lebih dari satu untuk kategori yang sama, misalnya gunting. Ayah punya gunting, ibu punya, kakak pun juga kadang punya sendiri, padahal ayah, ibu dan kakak tinggal serumah. Hal seperti itu juga merupakan pemicu rumah tampak penuh barang dan berdampak tidak rapi.

Solusi yang ditawarkan penulis adalah :
1. Seluruh anggota keluarga memiliki waktu khusus untuk berbenah. Satu hari penuh.
2. Menyortir barang-barang yang dianggap tidak perlu dan kemudian membuangnya, bukan justru menyimpan
3. Menempatkan barang sesuai kategori, bukan lokasi (misalkan gunting tadi, apabila dirasa perlu memiliki lebih dari dua buah gunting, maka seluruh gunting diletakkan di satu tempat dalam rumah, bukan di kamar ayah sendiri, di ruang tamu ada, di kamar kakak pun juga ada)

Baru baca bab 1 sudah berasa banyak PR untuk beberes rumah..
Semoga segera ada kesempatan eksekusi setelah mudik dan lahiran nanti....

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Day Thirteen

TANTANGAN LEVEL 5.13
Gaji ketigabelaaas...eh..hari ketigabelas..hehe..
Masih berkutat dengan buku tulisan Marie Kondo tentang metode berbenah ala Konmari.
Oya, nama Konmari diambil dari nama penulis sendiri.
Metode berbenah ini merupakan hasil pengalaman panjang penulis mengenai urusan beberes. Trial and error. Sampai akhirnya ia menemukan metode ini dan metode inilah yang ia anggap paling ampuh dan jitu untuk urusan berbenah.
Baru membaca daftar isinya saja tentang bab 1 sudah langsung bersemangat untuk membuka halaman berikutnya.
Dimulai dari kalimat tanya "kenapa kita tidak bisa menjaga kerapian rumah?" sudah bikin saya sebagai pembaca manggut-manggut. Betul sekali, kenapa ya?
Kalau saya sih jujur, mungkin karena ada semacam fikiran "toh bentar diberesin, bakalan berantakan lagi". Jadi, acara beberes rumah rutin paling ya merapikan meja ruang tamu, menyapu, merapikan tempat tidur. Selebihnya, tunggu acara besar kerja bakti seisi rumah.haha...
Di bab 1 ini, banyak sekali mengupas tuntas pemikiran tentang cara-cara berbenah yang kalau boleh saya bilang 'out of the box'.
Bagaimana tidak, selama ini rasanya kita terdoktrin untuk harus selalu merapikan rumah tiap hari, tiap pagi. Tetapi penulis justru menyayangkan pemikiran tersebut.
Kalau rumah perlu dibereskan tiap hari, itu berarti rumah selalu berantakan juga tiap harinya, begitu menurutnya.
Maka idealnya bagi penulis, rumah bisa saja tampak rapi setiap hari meski tak setiap hari kita merapikannya..
Waah, makin penasaran dengan metodenya. Makin penasaran juga buka halaman selanjutnya...
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Day Twelve

TANTANGAN LEVEL 5.12

Hari keduabelas...

Masih semangat puasanya, meski kemarin terpaksa bolong sehari...wkwkwk

Tapi yang jelas, semangat bacanya teteeep...

Hari ini mulai membaca buku yang ditulis Marie Kondo, judulnya Seni Beres-beres dan Metode merapikan ala Jepang.
Buku ini termasuk best seller dunia. Terjual lebih dari 5 juta kopi. Beruntung kenal dengan IIP, jadi tau ada buku se kece ini dari ibu-ibu di grup.

Baru baca pendahuluan sudah excited. Di Jepang, urusan beberes aja bisa dijadikan profesi. Konsultan Berbenah...hihi..
Agak lucu memang, tapi profesi ini nggak main-main ternyata. Penulis yang juga merupakan konsultan berbenah mengklaim bahwa dirinya tidak pernah sama sekali memiliki pelanggan. Itu berarti klien yang pernah datang, tidak pernah kembali kedua kalinya untuk kasus serupa. Kereeeenn....
Pake jurus apa sih berbenahnya??

Yang lebih berbinar-binar lagi saat penulis menceritakan bahwa dirinya sudah tertarik dan rajin membaca majalah interior dan gaya hidup sejak usia 5 tahun. Bayangkan! 5 tahun. Dan dia sudah tahu harus kemana melangkahkan kakinya untuk hidup, separuh lebih perjalanan menemukan peran peradabannya.

Sejak itu, penulis mulai fokus dan usia 15 tahun sudah benar-benar serius menjajaki seni berbenah.

Kemudian muncul pertanyaan dalam hati saya, bagaimana orangtuanya ya? Bisa sekeren itu membimbing anaknya? (agak diluar topik sih, tapi serius penasaran)

Ehmm...baru baca pendahuluan berasa banyak hikmah yang didapat, besok mulai sharing apa aja sih isi bab pertamanya?

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Minggu, 18 Juni 2017

Day Eleven

TANTANGAN LEVEL 5.11

Day Eleven...
Hehe...jadi ingat judul film Critical Eleven..

Oke..hari kesebelas..
Sempat K.O pagi tadi sampai menjelang siang. Entah sepertinya salah makan waktu sahur atau bagaimana.

Hari kemarin sudah mengkhatamkan buku Happy Little Soul..
Acara mudik kali ini sengaja membawa buku lebih dari satu karena memang agak lama dirumah mertua.

Biasanya cukup membawa satu buku sebagai pengusir bosan, itupun kadang tak tersentuh saking padatnya jadwal dan banyaknya apa yang harus dilakukan.

Oke..hari ini sudah memilih satu buku yang akan dibaca, dengan penulis Marie Kondo.
Buku yang familier di kalangan ibu-ibu IIP...hehe..
Saya tertarik membeli juga karena testimoni sesama teman di grup IIP.
Betul, beberes rumah ala metode Konmari.

Hmm...happy reading

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Sabtu, 17 Juni 2017

Day Ten

TANTANGAN LEVEL 5.10

Hari Kesepuluuuh....

Nggak nyangka ternyata di hari kesepuluh ini juga merupakan bab terakhir saya membaca buku Happy Little Soul..
Padahal nggak disetting..hihi..

Bab terakhir ini penulis mengupas tuntas bagaimana menjadi ibu yang bahagia.
Kalau di IIP mungkin sama seperti bagaimana ibu-ibu tetap menjaga kewarasan di tengah banyaknya urusan domestik rumah tangga yang harus diselesesaikan, belum lagi ibu-ibu yang memilih bekerja juga di ranah publik.

Berikut tips dan triknya ala Ibu Kirana:
1. Meredakan perasaan bersalah
2. Berpikir positif dan mengatur emosi
3. Memaafkan diri sendiri dan belajar dari kesalahan
4. Mencari teman
5. Mencoba bersabar
6. Istighfar
7. Memosisikan diri sebagai anak dan sadar bahwa dirinya adalah seorang Ibu
8. Menyadari bahwa menjadi Ibu adalah ladang pahala
9. Meminta maaf ketika melakukan kesalahan
10. Tidak mudah marah dengan hal-hal kecil
11. Meminta pengertian dan pertolongan suami

Terlihat perfect memang. Namun kenyataannya, Ibu Kirana hanyalah seorang manusia yang pernah salah dan khilaf juga. Penulis menceritakan bahwa dirinya pernah sangat emosi di hadapan putrinya. Namun ternyata ia menyadari bahwa hal tersebut tidak menyelesaikan masalah dan justru setelahnya, ia merasa sangat bersalah.
Jadi, tips dan trik diatas merupakan hasil trial error dan pengalaman panjang Ibu Kirana dalam mengasuh putrinya.

Sekilas terlihat mudah, hmmm....entah bagaimana nanti prakteknya ya?..

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Jumat, 16 Juni 2017

Day Nine

TANTANGAN LEVEL 5.9

It's OK, I'm Special!!

Memasuki hari kesembilan..
Bab selanjutnya penulis banyak mengulas tentang mantra sakti diatas.

Hari ini masih santai dirumah mertua. Hanya melakukan rutinitas seperti biasa. Masak untuk berbuka sore hari dan menyiapkan takjil untuk dikirim ke masjid.
Jadi bisa membaca dengan tenang dan menghayati apa yang ditulis oleh penulis di buku Happy Little Soul.

Bab kali ini penulis lebih banyak bercerita, atau lebih tepatnya curhat.hehe...
Kirana, putri kecilnya terlahir berbeda dengan teman-teman lainnya. Ia menderita dermatitis atropi atau semacam eksim yang juga merupakan turunan darinya. Hanya saja perbedaannya, penulis sembuh saat usianya memasuki 7 bulan. Sementara Kirana harus menderita penyakit tersebut bahkan sampai usianya menginjak 3 tahun.

Karena penyakit inilah, putrinya memiliki jam tidur yang sangat berantakan. Tidak jarang malam menjadi siang, siang menjadi malam. Namun hal itu tidak mengurangi rasa syukur penulis memiliki anak seperti Kirana. Bahkan selain penyakit yang satu itu, menurut saya Kirana adalah anak yang nyaris sempurna dengan segala apa yang dimilikinya.
Bayangkan, di usianya yang masih terbilang muda, ia sudah sangat cerdas dan memiliki empati yang sangat tinggi. Kalau toh sampai menjadi fenomena di media sosial, hal itu merupakan bonus.

Bagi saya, sejauh ini ibunya cukup berhasil membersamai Kirana hingga akhirnya ia memiliki karakter kepribadian yang cukup unik yang mampu menyihir banyak orang.
Ya, dibalik kekurangan yang ia miliki, pribadi Kirana cukup keren dengan mantra sakti yang diajarkan ibunya "It's Ok, I'm Special!!"

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Kamis, 15 Juni 2017

Day Eight

TANTANGAN LEVEL 5.8

Hari kedelapaan....

Buku Happy Little Soul nya sudah masuk bab 9 hari ini..
Bab kali ini cukup padet isinya.
Tentang mengajarkan kebaikan.

Bagaimana penulis mengajarkan kebaikan sejak dini kepada putrinya diulas cukup detail disini.
Pertama, mengajarkan rutinitas yang baik, seperti beribadah dan berdoa. Disini penulis pun sepakat tentang "anak bisa saja salah memahami perkataan orangtua, tetapi anak tidak pernah salah meniru orangtuanya". Kedua, membiasakan kegiatan yang baik seperti membuang sampah pada tempatnya, membereskan mainan yang tidak dipakai, menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur. Ah ya, termasuk juga membiasakan mengucapkan tolong, maaf dan terimakasih.

Penulis beranggapan bahwa tak perlu menggegas anak untuk hal-hal yang bersifat kognitif. Namun, bukan berarti begitu saja mengabaikannya. Ia percaya ketika anak diajarkan hal-hal yang bersifat kognitif (dengan cara yang fun tentunya), suatu saat putrinya akan mengerti, meski tidak harus saat itu juga.

Selanjutnya, penulis sedikit demi sedikit mengajarkan kepada putrinya tentang makna berbagi. Meski tidak on the spot, ia mampu mengajarkannya melalui cerita atau dongeng-dongeng sebelum tidur. Dengan begitu, penulis berharap putrinya mampu berempati kepada teman bermainnya saat harus berbagi mainan.

Terakhir, penulis membuat putrinya mampu mencintai dirinya dengan segala kekurangannya. Meski hanya melalui kata yang diulang-ulang yang bahkan mungkin putrinya belum paham apa maknanya, ia berharap suatu saat putrinya akan mengerti

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Rabu, 14 Juni 2017

Day Seven

TANTANGAN LEVEL 5.7

Yeeeaaayyy.....!!
Hari ini agak free...
Karena kehebohan acara semalam, pagi ini agak susah bangun.

Alhamdulillah tidak ada agenda melelahkan. Paling hanya bantu ibu mertua menyiapkan makanan berbuka untuk seisi rumah dan membuatkan takjil untuk dikirim ke masjid yang berjarak beberapa meter dari rumah.

Selebihnya lumayan banyak waktu untuk me time!..hihi..

Alhamdulillah bisa menuntaskan dua bab di buku Happy Little Soul. Dua bab ini, penulis mengulas tentang bagaimana dirinya membuat aturan atau peraturan-peraturan dengan cara yang fun. Khas anak-anak. Oh ya, penulis tetap memperbolehkan putrinya menggunakan smartphone dengan mode lockscreen, untuk menonton video anak-anak yang sudah dipilihkan dan tetap selalu dalam pengawasan. Jadi, tidak ada istilah 'kecanduan gadget' dalam kamus putrinya.

Di bab selanjutnya, penulis banyak menekankan bahwa menjadi orangtua harus selalu kreatif. Di bab ini penulis banyak sharing permainan apa saja yang pernah diberikan kepada putrinya sejak usia 0 bulan sampai 3 tahun, alat dan bahan apa saja yang diperlukan serta bagaimana cara membuatnya. Penulis juga berbagi bahwa ide bermain ia dapatkan dari mana saja termasuk melalui internet atau buku-buku.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Day Seven

TANTANGAN LEVEL 5.7

Yeeeaaayyy.....!!
Hari ini agak free...
Karena kehebohan acara semalam, pagi ini agak susah bangun.

Alhamdulillah tidak ada agenda melelahkan. Paling hanya bantu ibu mertua menyiapkan makanan berbuka untuk seisi rumah dan membuatkan takjil untuk dikirim ke masjid yang berjarak beberapa meter dari rumah.

Selebihnya lumayan banyak waktu untuk me time!..hihi..

Alhamdulillah bisa menuntaskan dua bab di buku Happy Little Soul. Dua bab ini, penulis mengulas tentang bagaimana dirinya membuat aturan atau peraturan-peraturan dengan cara yang fun. Khas anak-anak. Oh ya, penulis tetap memperbolehkan putrinya menggunakan smartphone dengan mode lockscreen, untuk menonton video anak-anak yang sudah dipilihkan dan tetap selalu dalam pengawasan. Jadi, tidak ada istilah 'kecanduan gadget' dalam kamus putrinya.

Di bab selanjutnya, penulis banyak menekankan bahwa menjadi orangtua harus selalu kreatif. Di bab ini penulis banyak sharing permainan apa saja yang pernah diberikan kepada putrinya sejak usia 0 bulan sampai 3 tahun, alat dan bahan apa saja yang diperlukan serta bagaimana cara membuatnya. Penulis juga berbagi bahwa ide bermain ia dapatkan dari mana saja termasuk melalui internet atau buku-buku.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Selasa, 13 Juni 2017

Day Six

TANTANGAN LEVEL 5.6

Hari keenaaaaam...
Aah...saya kira hari kemarin sudah cukup tantangannya. Sudah di level puncak maksudnya.
Sayangnya tidak.. Hehe
Hari ini pun masih cukup heboh.
Iya, hari ini sehabis sholat tarawih, mertua berencana mengadakan acara tujuh bulanan. Haha...padahal saya baru juga sampe Blitar semalem.

Baiklaaah...singsingkan lengan, tarik nafas panjang dan mulai bekerja...wkwkwk..
Sepagian sudah ublek di dapur. Adat di desa apa-apa kalau ada acara, ya masak sendiri. Nggak bisa sepraktis di kota. Tinggal tekan nomer telepon, catering datang sesuai pesanan.

Alhamdulillah masih sempat intip buku Happy Little Soul saat bumer meminta saya istirahat dulu siang setelah dhuhur. Bumil nggak boleh terlalu lelah. Hihi...sisa-sisa tenaga masih bisa lah buka dan baca selembar dua lembar buku. Satu bab tepatnya.

Yang didapat hari ini dari bab kelanjutan kemarin adalah tentang bermain dan belajar. Dunia anak-anak bangeett..
Iya, saat anak-anak semua yang ada di dunianya adalah bermain, bermain dan bermain, tetapi disisi lain rasa ingin tahunya sangat luar biasa tinggi. Disinilah penulis menjelaskan bahwa bermain dan belajar erat kaitannya dalam dunia anak. Penulis tidak berusaha menggegas putri kecilnya untuk tahu dan mengerti tentang semuanya saat itu juga, namun berusaha masuk dalam dunia anaknya, menemani bermain sepenuh hati dan menyisipkan satu dua hikmah saat menemani. Misalnya dalam memilihkan mainan, penulis cukup selektif untuk memilih mainan mana yang akan diberikan untuk putrinya, bermanfaat atau tidak kelak.

Kuncinya, tidak membiarkan anak bermain sendirian tanpa pengawasan sama sekali. Sebisa mungkin orangtua harus hadir saat anak berusaha mengeksplorasi dunianya. Dengan begitu orangtua paham betul bagaimana karakteristik anak, gaya belajar anak dan bagaimana memberikan sentuhan terhadap nuraninya yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak sampai dewasa nanti

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Day Six

TANTANGAN LEVEL 5.6

Hari keenaaaaam...
Aah...saya kira hari kemarin sudah cukup tantangannya. Sudah di level puncak maksudnya.
Sayangnya tidak.. Hehe
Hari ini pun masih cukup heboh.
Iya, hari ini sehabis sholat tarawih, mertua berencana mengadakan acara tujuh bulanan. Haha...padahal saya baru juga sampe Blitar semalem.

Baiklaaah...singsingkan lengan, tarik nafas panjang dan mulai bekerja...wkwkwk..
Sepagian sudah ublek di dapur. Adat di desa apa-apa kalau ada acara, ya masak sendiri. Nggak bisa sepraktis di kota. Tinggal tekan nomer telepon, catering datang sesuai pesanan.

Alhamdulillah masih sempat intip buku Happy Little Soul saat bumer meminta saya istirahat dulu siang setelah dhuhur. Bumil nggak boleh terlalu lelah. Hihi...sisa-sisa tenaga masih bisa lah buka dan baca selembar dua lembar buku. Satu bab tepatnya.

Yang didapat hari ini dari bab kelanjutan kemarin adalah tentang bermain dan belajar. Dunia anak-anak bangeett..
Iya, saat anak-anak semua yang ada di dunianya adalah bermain, bermain dan bermain, tetapi disisi lain rasa ingin tahunya sangat luar biasa tinggi. Disinilah penulis menjelaskan bahwa bermain dan belajar erat kaitannya dalam dunia anak. Penulis tidak berusaha menggegas putri kecilnya untuk tahu dan mengerti tentang semuanya saat itu juga, namun berusaha masuk dalam dunia anaknya, menemani bermain sepenuh hati dan menyisipkan satu dua hikmah saat menemani. Misalnya dalam memilihkan mainan, penulis cukup selektif untuk memilih mainan mana yang akan diberikan untuk putrinya, bermanfaat atau tidak kelak.

Kuncinya, tidak membiarkan anak bermain sendirian tanpa pengawasan sama sekali. Sebisa mungkin orangtua harus hadir saat anak berusaha mengeksplorasi dunianya. Dengan begitu orangtua paham betul bagaimana karakteristik anak, gaya belajar anak dan bagaimana memberikan sentuhan terhadap nuraninya yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak sampai dewasa nanti

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Senin, 12 Juni 2017

Day Five

TANTANGAN LEVEL 5.5

Seperti biasa, disebut tantangan jika butuh effort yang agak sedikit tidak biasa untuk menaklukkannya.

Hari kelima menambah pundi-pundi hikmah melalui buku bacaan, saya merasa sedikit tertatih.
Iya, karena pagi ini agenda kami adalah mudik ke Blitar sekaligus persiapan pindahan. Jadi nyicil sedikit demi sedikit membawa barang-barang yang sekiranya bisa masuk mobil sekali angkut. Barang yang kami perkirakan tidak urgent digunakan lagi saat di Malang.
Ah.. meski dibilang sedikit, bagaimanapun tetap melelahkan juga menyortir barang-barang rumah tangga dan mem packing nya. Padahal saya pun sudah jauh-jauh hari mempersiapkan, tetapi giliran tiba hari H rasanya masih banyak juga yang tertinggal.

Ditambah lagi, pagi ini agendanya juga mendatangi tempat pijat refleksi sebelum berangkat ke Blitar. Dan ternyataaa, antrinya luar biasa. Saya baru pulang dari sana menjelang dhuhur. Alhamdulillah, buku Happy Little Soul yang sudah saya niatkan untuk dibaca selalu terbawa kemana-mana. Siap sedia di dalam tas. Jadi, sambil menunggu saya bisa menuntaskan satu bab kelanjutan dari bab kemarin.
Lumayaaan....biasanya menunggu diisi pegang gadget dan berselancar di dunia sosmed. Jadi, lebih hemat kuota....wkwkwk...

Apa yang didapat dari membaca hari ini?
Tentang cinta dan penghargaan.
Iya..penulis menceritakan bagaimana dirinya berusaha mencintai putri kecilnya dengan menghargai setiap apapun yang dilakukan putrinya, sekalipun sangat sederhana.
Dijelaskan bahwa anak-anak memiliki kebanggaan tersendiri jika mampu melakukan sesuatu yang ia anggap luar biasa (meski bagi kita orang dewasa sangat sepele) dan mereka butuh untuk diapresiasi atas pekerjaannya.
Penulis berusaha untuk selalu memuji putrinya ketika putrinya berhasil melakukan sesuatu atau mau membantu ibunya tanpa diminta. Tak jarang, penulis memeluk dan mengucapkan terima kasih kepada putrinya karena sudah berusaha membantu. Dengan begitu, menurut penulis, anak-anak akan merasa dicintai dan dihargai serta tak segan untuk mengulurkan tangan untuk memberi bantuan lagi saat orangtuanya sedang kerepotan.

Hmmm....noted!
Semoga kelak saya pun mampu menjadi orangtua yang selalu mencintai dan menghargai apapun yang dilakukan anak-anak saya.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Minggu, 11 Juni 2017

Day Four

TANTANGAN LEVEL 5.4

Day Four

Hari keempat mencoba menuntaskan buku Happy Little Soul dengan penulis Retno Hening. Tetap menggunakan prinsip "One Bit a Time".

Sekalipun bahasa yang digunakan ringan dan sederhana, saya tetap memilih membaca per bab. Sedikit demi sedikit. Agar tidak terjadi tsunami informasi ditengah kesibukan packing persiapan pindahan dan mudik lebaran.

Jika sedang libur panjang, membaca buku selevel itu insyaAlloh bisa saya habiskan sekali duduk. Hanya saja saya tetap memilih membacanya sedikit demi sedikit agar isi buku tak kehilangan manfaatnya. Toh, setiap selesai membaca saya masih harus presentasi ke suami dan mendiskusikannya berdua.

Agak sedikit heran, karena suami ternyata sudah tahu lebih dahulu isi bukunya padahal saya baru beberapa hari kemarin membuka segel dan langsung membawa kemana-mana agar saat ada waktu luang saya bisa segera membacanya. Apa mungkin ada e-book nya ya?
Ah, entahlah.. yang penting saya sama sekali tidak merasa rugi membeli bukunya.

Bab selanjutnya penulis mengupas bagaimana dirinya mencoba bekerja sama dengan putri kecilnya. Dalam hal apapun, dimulai dari yang sederhana. Diceritakan bahwa hal itu sudah dibiasakan sejak putrinya masih usia digendong. Ia sudah mengajaknya terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dengan menggendongnya saat putrinya benar-benar tidak bisa ditinggal. Memasuki usia dimana putrinya sudah bisa diajak berkomunikasi, penulis berusaha memberi pengertian saat dirinya benar-benar tidak bisa menemani bermain karena alasan harus segera menyelesaikan rutinitas pekerjaan rumah tangga. Terkadang ia siasati dengan mengajak putrinya tetap bermain di dekatnya sehingga ia tetap bisa mengawasi dan memberi respon saat putrinya butuh diajak berbicara atau justru sekalian melibatkan putrinya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana seperti mengelap lemari.
Sehingga dari sana ia juga bisa mengajarkan tanggung jawab terhadap putrinya.

Catatan pentingnya dari bab ini adalah bahwa anak sebenarnya mudah diajak bekerjasama dan hal ini bisa dibiasakan sejak dini selama kita tidak pernah mengabaikan mereka.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Sabtu, 10 Juni 2017

Day Three

TANTANGAN LEVEL 5.3

DAY THREE

Masih berkutat dengan buku karya Ibuk Retno Hening dengan judul Happy Little Soul..

Makin berbinar-binar dan semangat membacanya meski harus membaca di sela-sela kesibukan beberes dan packing persiapan pindahan.

Hari ini kebagian membaca tentang bagaimana awal membangun kedekatan dengan anak. Setelah kemarin sempat termehek-mehek membaca tulisan penulis tentang bagaimana proses panjangnya menantikan buah hati tercinta.
Setiap Ibu selalu memiliki kisahnya sendiri tentang proses menantikan buah hatinya, termasuk saya. Meski begitu, membaca kisah milik penulis tetap meninggalkan haru bagi saya.

Apa yang saya dapat dari membaca buku Happy Little Soul hari ini?
Sederhana..
Komunikasi.
Betapa pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak, terutama Ibu adalah awal membangun kedekatan dengan anak.
Hmmm...jadi ingat materi pertama di kelas Bunda Sayang. Semakin faham mengapa materi komunikasi diletakkan di awal dan terlihat sangat begitu penting.

Di buku HLS (Happy Little Soul) dijelaskan bahwa penulis sudah mengajak anaknya berbicara bahkan sejak putrinya belum mengenal kata. Ia hanya berusaha mengkomunikasikan apa yang ingin ia komunikasikan dan menganggap putri kecilnya mampu memahaminya bahkan lebih baik dari orang dewasa.

Waaaah, jadi baper..
Pengen segera praktek jadinyaa..
Alhamdulillah sejak tahu bahwa saya hamil dan yakin bahwa bayi dalam perut saya sudah mampu mendengarkan apa yang saya katakan, saya dan suami berkomitmen untuk selalu mengajaknya berkomunikasi. Apalagi seperti saat ini, saat bayi sedang aktif-aktifnya, saya dan suami bergantian untuk terus berusaha mengajaknya berbicara. Entah kadang sekadar bercerita tentang apa yang kami rasakan atau memberi sugesti positif.
Haha..awalnya terasa aneh karena seperti sedang berbicara sendiri, tapi kami berdua yakin, ia pasti mendengar suara kami dan memahaminya.
Kami berdua berharap saat ia terlahir nanti, suara kami berdualah yang paling ia kenal.

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Jumat, 09 Juni 2017

Day Two

TANTANGAN LEVEL 5.2

Day Two

Masuk hari kedua menjalani tantangan level 5 di kelas bunda sayang.
Sedikit-sedikit mulai intip isi bukunya..
Betul, buku "Happy Little Soul" yang ditulis oleh Ibu Retno Hening yang putrinya menjadi fenomena di media sosial.

Kesan pertama saat membuka segel bukunya, menarik!. Isi bukunya colourfull. Saya terbiasa menyampuli buku-buku baru yang dibeli sebelum dibaca. Iya, agar tetap bagus saat dibaca kedua, ketiga atau kesekian kalinya. 
Saya termasuk orang yang keranjingan membaca buku. Bagi saya, membaca buku adalah hobi yang menyenangkan. Merasa bisa berpetualang atau berkeliling dunia hanya dengan membayar sekian puluh ribu untuk membeli buku. Hehe...itulah yang ada dalam benak saya sejak saya kecil. Liburan menyenangkan adalah bisa membaca buku favorit dirumah selain buku-buku pelajaran sekolah.

Ah..kembali ke cerita hari ini.
Merasa tersihir dengan tulisan Ibu Retno Hening di awal-awal pembukaan bukunya. Sederhana, tapi penuh makna.
Benar memang kata Mbak Rara, editor Gagasmedia bahwa tak perlu menjadi ahli untuk berbagi. Kata-kata itu yang kemudian menggerakkan hati Ibu Retno untuk mulai menulis dan berbagi kisahnya.

Terbukti! Baru membaca satu bab sudah merasa "waaah". Excited dan tertarik untuk membaca bab-bab selanjutnya..

Namun sepertinya harus menggunakan mantra sakti IIP untuk kali ini. One bit at a time. Karena kesibukan persiapan pindahan di tengah bulan Romadhon cukup menyita waktu. Belum lagi, hari ini saya diminta untuk mendatangi tempat pijat refleksi untuk mengurangi keluhan selama kehamilan oleh Bidan ditempat dimana saya periksa. Lumayan jauh dari rumah, terlebih lagi antrinyaaa luar biasaaa..
Saya yang sudah booking jadwal dari kemarin masih saja masuk list cadangan.
Baiklaaah...mari kita nikmati keseruan hari ini...

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Kamis, 08 Juni 2017

Day One

TANTANGAN LEVEL 5.1

Day One...
Huwaaaaa....setelah libur panjang...
Iya, berasa panjang karena seringkali ngintip grup WA dan sepii..

On fire lagii...
Tantangan kali ini cukup seruu..
Karena kebetulan habis beli buku baru dan masih tersegel rapi belum dibukaa..
Alasan pertama karena beli bukunya online dan saya sendiri yang minta dikirim ke Surabaya meski saya berdomisili di Malang. Alasan penghematan ongkir..hihi
Alasan selanjutnya karena memang baru bisa mudik ke Surabaya sehari jelang puasa Romadhon, jadii baru bisa ambil bukunya..

Judul bukunya "Happy Little Soul". Buku yang lagi booming sampai gramedia harus restock berulang kali.
Saya sih pilih amannya beli online karena nggak sabar nunggu bukunya hadir di kota tempat saya tinggal, juga karena malas kalau harus bolak balik tobuk karena kehabisan stock.

Iyaa...penasaran sekali dengan cara mengasuh Ibuk Retno Hening sampai punya anak seunyu Kirana yang jadi fenomena di media sosial.
Alhamdulillah saya sedang hamil anak pertama, dan sedang butuh banyak banyak membaca buku tentang parenting selain buku-buku tentang kehamilan, persiapan melahirkan dan menyusui nanti.


Pohon literasi??
Sudah banyak googling dan nemu ide-ide unik membuat pohon literasi. Sudah ada gambaran juga.
Sayangnya sepertinya harus rela pending dulu membuatnya.
Alasan pertama karena saya masih tinggal di kontrakan yang Alhamdulillah habis masa kontraknya akhir Juni ini. Sekarang justru heboh packing-packing persiapan pindahan sementara kontrakan baru rencana akan di luar kota, insyaAlloh di Tulungagung tepatnya. Namun itupun juga harus pending cari kontrakan baru karena masih harus persiapan lahiran juga. Jadi sekarang fokus persiapan mudik karena sekarang mudiknya sudah bareng bayi dalam perut. Setelah lahiran nanti pun masih akan tinggal di rumah orangtua di Surabaya untuk sementara waktu, sebulan dua bulan. Berguru jadi ibu duluu...hehe... Sebelum nanti urus bayi berdua hanya dengan suami saja di rumah kontrakan yang baru.

Jadii..pohon literasi sementara pending dulu buatnya.. Tapi insyaAlloh membaca bukunya tetap lanjuut..

#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst