Jumat, 17 Maret 2017

Alir rasa "Melatih Kemandirian"

Awalnya sempat ketar-ketir saat mendapat materi tentang "melatih kemandirian". Pikiran pertama yang muncul,  jangan-jangan tantangan kali ini diharuskan melatihkan kemandirian untuk anak.
Iya,  karena saya merupakan seorang istri dan alhamdulillah juga calon Ibu,  maka berarti "the baby is on the way"...
Namun, alhamdulillah bisa bernafas lega saat mendapatkan tantangan yang ternyata 'ramah' untuk calon Ibu juga. Kami diharapkan bisa melatih kemandirian pasangan.

Sempat berdiskusi dengan suami kira-kira kemandirian apa saja yang akan kami latihkan berdua. Ya,  karena kemandirian yang dilatihkan untuk usia kami sudah sangat kompleks, tidak sesederhana berlatih belajar makan sendiri, membereskan tempat tidur tanpa bantuan orang yang lebih tua atau mempersiapkan apa yang perlu dibawa ke sekolah keesokan harinya.

Sekalipun, kami berdua sudah memutuskan untuk hidup terpisah dari orangtua ataupun mertua setelah 3 bulan usia pernikahan dengan tuntutan bahwa berarti kami harus mampu hidup mandiri berdua apapun dan bagaimanapun caranya, tidak lantas membuat kami meremehkan tantangan kali ini. Berkat mendapat tantangan inilah,  kami berdua menjadi sadar bahwa ternyata selama ini kami berdua kurang mandiri dalam beberapa hal.

Tantangan kali ini benar-benar kami jadikan momen yang tepat untuk berlatih mandiri bersama dan memperbaiki apa yang selama ini ternyata masih kami anggap kurang.
Dengan terus berusaha untuk konsisten berlatih 'komunikasi produktif' dan 'mandiri',  kami berdua berharap kelak benar-benar mampu membersamai anak kami nantinyadan melatihkan apa yang sudah pernah kami dapat.

Intinya, berusaha untuk menaklukkan setiap tantangan yang saya dapatkan di kelas ini,  mampu membuat langkah saya menjadi lebih mudah dan menyenangkan dalam menjalani hari-hari sebagai seorang istri maupun calon Ibu.
Saya pribadi berharap agar Alloh mudahkan kami agar istiqomah untuk terus berlatih memperbaiki diri...amiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar