Senin, 24 April 2017

Mengumpulkan Teman Bermain di Rumah

TANTANGAN LEVEL 4.7

Ini salah satu cara orangtua saya mengajarkan pelajaran agama agar tetap menyenangkan.
Kalau hal-hal yang berhubungan dengan ubudiyah, bisa diajarkan melalui teladan atau contoh setiap hari. Tetapi yang bersifat teoritis seperti ilmu membaca kitab kuning, tajwid, ilmu pembagian warisan (puyengnya sama kayak pelajaran matematika) perlu diajarkan dengan duduk manis dan bersiap mendengarkan penjelasan.

Ayah mungkin paham betul ini akan jadi membosankan bagi kami berdua; saya dan adik. Maka cara yang dilakukan beliau adalah mengumpulkan teman-teman belajar bersama dirumah.
Awalnya kami belajar di teras rumah, Ayah membuat materi semenarik mungkin sehingga teman-teman sepermainan kami tertarik untuk mendekat dan ingin tahu. Setelah itu mereka diizinkan ikut belajar bersama.
Awalnya hanya satu dua yang ikut, lama-lama yang masih saya ingat sampai sekarang adalah hampir berjumlah 60 an orang dan itu dari berbagai usia sekolah.

Ayah sampai membuatkan jadwal khusus untuk mereka semua sesuai kemampuan berpikirnya. Kami akhirnya rutin belajar setiap habis maghrib dan habis shubuh dirumah.
Apa yang kami dapat?
Tentu saja selain banyak teman bermain dan belajar, kami jadi semakin termotivasi dan terpacu belajar lebih giat lagi supaya tidak kalah jago dengan yang lain. Adik saya sendiri sampai memiliki keinginan untuk menimba ilmu di pondok pesantren setelah lulus SD. Iya, tanpa diminta dan tanpa paksaan.
Adik berkeinginan memperdalam ilmu agamanya. Tetapi, ayah dan ibu baru mengizinkannya belajar di pondok pesantren setelah adik lulus SMP dengan alasan belum cukup bekal orangtua untuk melepas adik di usia lulus SD saat itu. Usia yang masih sangat rentan terkontaminasi hal-hal tidak diinginkan dari lingkungan luar.

#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar